Akhwat, Foto dan Blog!

Pernah tidak kalian memperhatikan secara seksama perkembangan blog dan internet belakangan ini? Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini internet telah menjadi salah satu media komunikasi peradaban yang paling cepat berkembang. Melebihi pertumbuhan jamur di musim penghujan.

Detik ini juga, saat kita membaca tulisan ini, maka di luar sana, jutaan orang sedang berada di depan komputer masing-masing. Mengeklik. Membaca. Mengunduh data. Mengirim data. Menulis email. Berbincang-bincang. Belajar. Mendengarkan musik. Menonton video. Atau apapun.

Banyak sekali aktifitas yang bisa dilakukan dengan internet. Saking banyaknya, pemanfaatannya pun beragam. Dari ibu-ibu RT yang bikin arisan online (ada tidak ya..?), komunitas pelajar, perkembangan harga cabe, sampai propaganda Zionis semuanya ada. Oh..ya, pemanfaatan Google Earth oleh para mujahidin.

Internet merupakan suatu anugerah Allah berupa teknologi yang bisa dimanfaatkan siapa saja. Kalau beberapa tahun lalu kita akan bingung dengan biaya telepon ke luar negeri yang mahal. Maka kini dapat dipermurah dengan menggunakan fasilitas email dan chatting secara langsung. Di Papua, mungkin memang terbelakang secara kebudayaan, tapi dengan bantuan internet kita bisa memperoleh informasi terbaru mengenai keadaan di Palestina saat itu juga. Jarak semakin relatif.

Perkembangan da’wah pun tidak bisa stagnan di tengah gemuruh perkembangan teknologi seperti sekarang. Banyak celah dan peluang yang dimanfaatkan para da’i untuk berda’wah lewat dunia ghaib. Maksud ana dunia maya kan tidak terjamah secara fisik.

Lihat beberapa situs yang aktif jadi sumber rujukan para da’i seperti Eramuslim, Hidayatullah, Pusat Konsultasi Syari’ah, As Sunnah, dan masih banyak lagi. Semuanya memanfaatkan dunia ghaib sebagai alat komunikasi untuk berda’wah.

Fenomena yang tak kalah dari fenominul (fenomena inul) adalah Friendster yang anggotanya jutaan orang di seluruh dunia. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan banyak orang tertarik untuk bergabung dan membentuk komunitas di dalamnya. Setiap orang dapat mengekspreikan dirinya di sini tanpa larangan dari siapapun.

Friendster dalam perkembangannya dimanfaatkan para aktifis haraki untuk berda’wah. Walaupun terkadang yang terjadi adalah malah terpeleset karena kurangnya bekal. Inilah yang ingin sedikit ana tanyakan kepada antum.

Jelas kita ketahui bahwa kita dapat meng-upload foto pribadi kita di Friendster ataupun blog yang lain semacam Blogger dan Multiply. Dan hal ini tak ada yang melarang sama sekali. Mungkin dikecualikan untuk foto-foto porno.

Islam yang datang dengan kesempurnaan jalan hidup telah menggariskan semua jalan yang bisa mendatangkan ujian adalah haram ataupun makruh. Contohnya ghadul bashar untuk mencegah berkembangnya syahwat.

Inilah yang dijadikan syariat sebagai pencegahan dari geliat syahwat itu. Menghindari. Mengurangi hal-hal yang memancing. Hal ini cukup mudah dilakukan oleh para aktifis haraki kita. Menundukkan pandangan. Baik kalau ketemu di jalan ataupun di berbagai tempat lain. Ikhwan dan akhwat.

Nah, bagaimana dengan foto para aktifis kita ini? Yang dalam kehidupan nyata sangat pandai menjaga pandangannya. Tapi, ketika berfoto menunjukkan sisi lain mereka sebagai anak muda yang lagi narsis-narsisnya. Berfoto dengan berbagai gaya dan upaya. Berfoto dangan barbagai mimik muka yang di-imut-imut-kan. Atau di-cool-cool-kan buat ikhwannya. Berfoto dengan berbagai angle yang cukup nyeni seperti bird angle atau frog angle.

Foto-foto pun diupload, dipajang dan bisa dinikmati siapa saja. Termasuk foto-foto akhwat dan ikhwan kita. Terus?

Seorang al akh ana tanya dan jawabannya tidak setuju kalau foto akhwat dipajang di blog. Sementara kalau foto ikhwan, beliau membolehkan. Alasan beliau adalah karena ikhwan dan akhwat itu berbeda. Ya..., iyalah!

Al akh yang sudah menikah membolehkan foto akhwat dipajang di blog selama masih syar’i, maksudnya dari sisi aurat. Karena menurut beliau, getaran dalam melihat foto akhwat bisa timbul karena memang yang memandang foto tersebut tidak bisa menjaga hati. Walaupun tanpa foto, getaran itu tetap ada kalau memang sang ikhwan ‘kurang bener’. Dan getaran itu ada karena sang ikhwan yang memandang itu belum nikah. ( Makanya segera nikah dong…! Pengennya sih gitu tapi…)

Al akh yang lain memperbolehkan foto akhwat dengan syarat secukupnya saja. Sekedar identitas. Dan dengan pose normal

Pernah ada suatu kasus dimana seorang akhwat mengupload foto di blog dan ada yang mendownloadnya. Dengan sedikit keahlian di bidang imaging, jreng…jadilah foto porno dengan wajah sang akhwat. Konon sampai tulisan ini dibuat, sang akhwat masih trauma. Astaghfirullah.

Menurut ana, sebaiknya bagi yang ingin mengupload foto pribadi, uploadlah di tempat yang telah disediakan oleh penyedia layanan atau webmaster. Bukankah fasilitas ini memang disediakan untuk hal itu? Kalau memang foto pribadi itu memang ingin ditunjukkan kepada beberapa orang saja, manfaatkan fasilitas yang juga telah disediakan yaitu akses terbatas. Klik disini fsnya pak amien.

Mungkin hal ini dianggap sepele. Tapi mungkin dari hal sepele ini bisa menimbulkan masalah yang juga tidak sepele.
Menurut antum sebaiknya gimana?

Posting Komentar untuk "Akhwat, Foto dan Blog!"