Renungan Wisuda

Alhamdulillah akhirnya selesai juga kuliahku. Itulah kalimat yang selalu menghiasi benakku di Sabtu yang sangat sejuk. Yaa tanggal 30 Agusttus 2008, tepatnya pada siang hari aku akan di wisuda menjadi sarjana. Empat tahun aku berjuang di kampus yang penuh sejarah. Tetapi di sini juga aku mulai menikmati rajutan cinta, persahabatan, karier yang sesungguhnya mulai kurangkai semasa SMK.

Di kampus ini aku seperti terlahir kembali, mendapatkan cahaya hidayah itu, kemudian diri ini bisa merasakan nikmatnya ukhuwah, belajar menjadi orang, melihat potret masa depan Indonesia. Di kampus ini aku mengenal apa itu yang namanya dakwah, ukhuwah. Di kampus ini yang tiap harinya selalu ada sahabat yang selalu menyemangatiku untuk selalu mencintai dakwah.

Kini ketika kaki ini hendak melangkah memasuki sebuah gedung yang sebenarnya tidak asing bagiku, bayangan selama empat tahun kuliah itu tiba-tiba muncul. Mulai kejadian pertama kali aku masuk kuliah, outbound, ospek, antri dispensasi mendapatkan kartu ujian semester karena sering telad mbayar (karena memang uang belum ada) hingga ketika aku harus menghadapi ujian skripsi. Kemudian satu per satu wajah sahabatku hadir dalam benakku. Mulai dari bayangan sahabatku sejak D3 yang hari ini juga akan di wisuda bersama, hingga wajah-wajah temanku yang masih berjuang di kampus. Ahh... jika tak malu dengan teman-teman yang lain ingin rasanya mata ini mengeluar air mata yang sesungguhnya tak mampu lagi kubendung.

Sekelumit kemudian teman seperjuangnku hadir di belakangku, sapa hangatnya sudah tak asing lagi bagiku. Alhamdulillah akhirnya kita lulus juga setelah empat tahun berjuang. Aku hanya dapat berkata pelan, “iya”. Sungguh aku tak mampu lagi menahan air mata ketika salah satu sahabat terbaikku ini berada di hadapanku. Bagaimana tidak, mulai dari D1 kami selalu bersama hingga sekarang diwisuda bersama, bahkan ada seorang akhwat yang mengatakan “Kalian berdua cocok banget yaa, apa-apa selalu berdua, sampai lulus bisa bareng”.

Kabut yang meyelimuti hati ini masih saja tak beranjak pergi, mengenang bagaimana aku yang sangat aktif di kampus harus meninggalkan itu semua hari ini. Dan acara wisuda pun dimulai, seluruh wisudawan mengikuti jalannya acara dengan khidmat, tibalah pada acara puncak yaitu pengukuhan sarjana. Program S1 mendapat kesempatan pertama dipanggil dan akupun ada pada urutan tengah untuk dipanggil, maklum namaku diawali dengan karakter T. Satu per satu anak tangga mulai aku pijak, dan ketika wajahku menatap tiap anak tangga, kemudian di benakku hadir wajah kedua orang tuaku terutama ibuku yang telah tiada, (YA Allah alangkah bahagiannya hati bila ortuku bisa hadir dalam wisudaku, aku wisuda 4 x tanpa kehadiranya) Yaa.. dua sosok insan yang aku takkan pernah mampu untuk membalas jasa baiknya, sosok yang selalu mendukung segala aktifitasku ketika di kampus, dua insan yang tak pernah menghalangi langkahku untuk berdakwah kemanapun. Dua orang yang selalu memberikan apa yang aku butuhkan, cinta, kasih sayang, perhatian, tenaga, do’a, apapun yang aku pinta maupun tidak, Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa ibuku, jadikanlah ibu penghuni SurgaMu.

Namaku, dipanggil langkahku menuju untuk menerima ijazah dan kemudian kuncir di topi wisudaku dipindah dari kiri ke kanan. Aku pun menuruni anak tangga dan hendak kembali ke tempat dudukku semula, tapi di tengah-tengah langkahku harus terhenti karena, para karyawan yang duduk di pinggir menghampiriku dengan senyum hangat dan satu-satu dari mereka mengucap selamat padaku. Padahal kepada temanku yang lain mereka tidak demikian,. Ahh lagi-lagi aku mendapat kebahagian yang luar biasa di hari wisudaku, seolah seluruh orang yang mencintaiku ikut merasakan bahagia seperti yang aku rasakan.

Kini aku harus berhadapan dengan dunia yang baru, dunia yang mungkin tantangannya lebih dahsyat lagi, dunia yang di dalamnya sangat banyak terdapat benturan idealisme dengan realiata yang ada. Tapi untuk itu semua aku yakin Allah akan selalu bersamaku.

Selamat kepada sahabat-sahabatku pejuang dakwah di kampus reformasi yang telah menjadi sarjana, ayo kita wujudkan kejayaan Islam dengan tetap mencintai dakwah dimanapun kita berada. Untuk sahabat-sahabatku yang masih di kampus tetap istiqomah dan jangan pernah menyerah ayo tundukkan hedonisme kampus dengan menyemai nilai-nilai Islam. Untuk para dosen, karyawan, saudara-saudaraku yang telah berjasa bagi hamba yang da’if ini semasa di kampus terima kasih atas cintanya. Untuk keluargaku tetap cintai Islam bantu nanda dalam mengarungi hidup ke depan, dan semoga kita semua benar-benar memperoleh wisuda sesungguhnya ketika kaki kita mendapat ridha dari Allah untuk masuk ke surganya tanpa perlu di hisab. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Wisuda"